Selasa, 23 Juni 2009

Jawa Timur

Tembok Pembatas Mulai Terbelah

IGNATIUS KRISTANTO

Kultur politik masyarakat Jawa Timur tergolong unik. Selama bertahun-tahun, warganya terbelah menjadi dua dalam pilihan politiknya. Di sebelah barat lebih condong ke partai nasionalis, sedangkan di sebelah timur lebih dekat dengan partai Islam tradisional. Akan tetapi, kini tembok pembatas dua dunia itu terbelah. Warna-warni politik mulai merambah provinsi ini. 

Munculnya partai-partai baru, seperti Partai Demokrat, Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra), Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura), dan Partai Kebangkitan Nasional Ulama (PKNU) telah berhasil merebut simpati masyarakat Jatim. Proses itu juga diikuti oleh menurunnya citra partai-partai lama, seperti Golkar, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P), dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), di mata masyarakat. Proses inilah yang pada Pemilu 2009 membuat Jatim berubah.

Wilayah politik Jatim kini tidak terbelah dua lagi. Wilayah Barat atau Mataraman yang dulunya selalu dikuasai PDI-P kini juga terbagi-bagi oleh Demokrat, Golkar, dan PAN. Adapun di wilayah timur atau Pandalungan yang dulu selalu dimenangi PKB kini partai-partai nasionalis, seperti Demokrat dan PDI-P, pun bisa menguasai salah satu kabupaten atau kota.

Tokoh terkenal

Dalam ajang kontestasi politik, Jatim merupakan wilayah panas. Selain karena jumlah pemilihnya terbanyak di antara provinsi lainnya. Untuk itulah, semua partai mengerahkan energinya agar mampu mendulang suara sebanyak-banyaknya di sana.

Perhatian partai-partai yang begitu besar di Jatim dibuktikan dengan setidaknya mengirim para kadernya yang tidak sembarangan, baik dari pengalaman panjang politiknya maupun dari sisi popularitas. Tak heran jika para calon legislatif yang tampil di daftar pemilihan kemarin dipenuhi oleh ”orang-orang top” dari partai. Nama-nama yang muncul pun banyak dari kalangan pimpinan pusat partai, pimpinan organisasi keagamaan, anggota Dewan Perwakilan Rakyat dan artis-artis terkenal.

Merekalah yang akhirnya mampu menuai suara banyak dan lolos. Dari Partai Demokrat di antaranya adalah pengurus pusat Anas Urbaningrum, Edhie Baskoro Yudhoyono anak dari Presiden Yudhoyono, Samiadji Massaid (Aji Massaid) yang juga anggota DPR, serta artis Venna Melinda. Bahkan, Edhie Baskoro mampu meraih suara terbanyak dengan meraih simpati 327.097 orang untuk memilihnya. Lalu dari petinggi PDI-P, misalnya, nama yang lolos adalah Sekjen PDI-P Pramono Anung, Topane Gayus Lumbuun, Guruh Irianto Sukarno Putra, Heri Akhmadi, dan Theodorus Jakoeb Koekerits.

Demikian pula dari Partai Golkar, tokoh-tokohnya tak asing karena dari 10 yang lolos, 6 dari anggota DPR, di antaranya adalah Priyo Budhi Santoso, Hardhisoesilo, dan Taufiq Hidayat. Lalu dari PKB di antaranya adalah Ketua Umumnya Muhaimin Iskandar, Effendy Choirie, dan Ida Fauziah. Nama-nama tokoh populer itulah yang nantinya bakal mewarnai Gedung Senayan, Jakarta.

(IGNATIUS KRISTANTO, Litbang Kompas)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar