Hubungan paling solid antara pilihan atas partai atau calon anggota DPR dengan pilihan atas calon presiden yang bersangkutan paling kuat ditemukan pada Demokrat dan SBY. Hampir semua pemilih Demokrat (86%) adalah pemilih SBY. Tingkat soliditas kedua ditemukan pada hubungan antara PDIP dan Megawati, yakni sebesar 65%. Masih ada sekitar 35% dari pemilih PDIP yang menyebar ke mana-mana, terutama pada SBY.
Rangking Soliditas ketiga ditemukan antara Gerindra dan Prabowo, yakni 55% dari pemilih Gerindra (4%). Selebihnya bocor ke mana-mana, terutama ke SBY. Rangking soliditas keempat adalah antara Golkar dan JK, tapi jauh di bawah. Soliditasnya hanya sekitar 22%. Di samping dukungan dari partainya sendiri, calon presiden yang kuat dalam sistem multipartai yang ekstrem seperti kita miliki sekarang adalah tingkat penerimaan atau dukungan dari massa pemilih partai selain partainya. Dalam masalah tingkat dukungan eksternal ini, SBY punya kekuatan 46%, jauh di atas Mega yang hanya 12%, dan Prabowo yang hanya 8%. Di samping itu, calon presiden yang kuat adalah calon yang gap dukungan terhadapnya dari elite dan massa pemilih kecil. Semakin kecil gap tersebut maka semakin kuat dukungan terhadap calon tersebut, dan semakin kecil inskoherensi elite partai dan massa pendukung partainya.
Belakangan ada manuver elite untuk membentuk koalisi mendukung calon presiden: Yang gapnya paling kecil adalah antara elite dan massa Demokrat, kemudian antara elite PDIP dan Elite Gerindra. Bila PKS, PPP, PKB, Golkar, PAN, Hanura, dan partai-partai lainnya mendukung Mega atau Prabowo maka gap antara elite dan massa pendukung partai mereka sangat bresar. Yang paling koheren dalam hubungan elite dan massa partai adalah bila PDIP dan Gerindra berkoalisi menghadapi partai-partai lain dan bila partai-partai lain ini mendukung SBY.
Senin, 11 Mei 2009
SPLIT VOTING DALAM PEMILIHAN PRESIDEN 2009: EXIT POLL PEMILU LEGISLATIF 9 APRIL 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Arsip Blog
-
▼
2009
(180)
-
▼
Mei
(58)
- Gagalnya Partai Islam
- Gagalnya Partai Islam
- Putra SBY, Caleg Terpilih dengan Jumlah Suara Terb...
- Daftar Anggota DPR 2009-2014
- dpr sumatra
- CALEG TERPILIH DPR-RI PEMILU 2009 BERDASARKAN RAPA...
- Tentang Ramalan Joyoboyo
- Ambiguitas Partai Islam
- SPLIT VOTING DALAM PEMILIHAN PRESIDEN 2009: EXIT P...
- Hasil Pemilu 2004
- QUICK COUNT
- Hasil Akhir Pemilu 2009
- Daftar Caleg Artis yang lolos Pemilu Legistatif 2009
- Inilah Partai Terdepak dari Senayan
- Gerindra Kalahkan PKB di DPR
- Sembilan Partai Yang Lolos ke Senayan
- 9 Partai Lolos ke DPR
- 49,6 Juta Orang Tak Memilih
- Sabam Sirait: Ada Saatnya Oposisi dan Partai Pemer...
- Demokrat 'Raja' Baru Parlemen
- Inilah Hasil Akhir Perolehan Suara Nasional Pemilu
- Partai Islam Tidak Pernah Dapat Dukungan Mayoritas
- Partai-partai Islam Sulit Sewadah
- Partai Islam, antara Kepentingan dan Dakwah.
- Prospek Partai-Partai Islam dalam Pemilu 2009
- Politik Kepentingan
- "Desinkarnasi" Politik
- "Jangan Galak-galak"
- Caleg Selebriti, Aset yang Terlupakan
- Mencermati Spekulasi Koalisi Demokrat-PDI-P
- KISRUH PAN
- Politisi Berguguran, Artis Bermunculan
- Natsir, Hamka, dan Etika Berpolitik
- Koalisi Besar Partai Menuju Pilpres 2009
- Partai Islam
- Komunikasi Politik PKS
- Membaca 'Move' Politik PAN
- Krisis Konstitusional?
- Sulteng Menunggu Klarifikasi
- Fadel Dinilai Tidak Loyal pada Golkar
- PAN yang Kini Menghadapi Ujian Berat
- Kalla Jadi Wapres karena Demokrat
- Sukses Stabilitas dan Demokrasi
- Membaca Yudhoyono
- SBY-Boediono Mengerucut, Partai Golkar Memanas
- Menebak Pengembaraan Arah Koalisi Antarparpol
- Dia Terpilih di Semarang SUTRISNO BACHIR
- Politik Surplus Representasi
- Santun Dulu, Baru Berpolitik
- Golkar Limbung, Positifkah?
- Politisi Belum Jadi Negarawan
- Tragedi Calon Legislator
- Rakyat Butuh Pemimpin Baru
- Kontrak Politik dengan Rakyat
- Partai Islam
- Di Balik Angka Pemilu 2009
- Di Persimpangan Dagang Sapi
- Komunikasi Politik PKS
-
▼
Mei
(58)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar