Rabu, 15 April 2009

Koalisi SBY Jauh Lebih Lemah daripada Megawati


Rabu, 15 April 2009 | 04:33 WIB

Jakarta, Kompas - Kekuatan koalisi kubu Susilo Bambang Yudhoyono akan jauh lebih lemah dibandingkan dengan koalisi pemerintahan yang digalang kubu Megawati Soekarnoputri.

Demikian dikemukakan dosen Ilmu Politik Universitas Airlangga, Airlangga Pribadi Kusman, di Jakarta, Selasa (14/4).

Menurut Pribadi, komunikasi politik pascapemungutan suara yang mengerucut pada dua kelompok, yaitu kubu Susilo Bambang Yudhoyono dan kubu Megawati Soekarnoputri, diyakini akan berakhir dalam koalisi pengajuan calon presiden dan wakil presiden.

”Namun, kekuatan kedua koalisi itu jika berkuasa nantinya akan sangat ditentukan oleh gaya kepemimpinan dari setiap pimpinan koalisi,” katanya.

Kubu Yudhoyono memiliki kekuatan politik antaranggota koalisi yang cukup berimbang. Partai Demokrat sebagai pemimpin koalisi kemungkinan besar akan menggandeng Partai Golkar, PKB, PKS, PAN, dan PPP. Suara hasil pemilu legislatif dari partai pendukung yang hampir sama itulah yang akan membuat keputusan politik justru sulit diambil. ”Kekuatan koalisi kubu Yudhoyono sangat ditentukan kontrak dan konsesi politik yang diberikannya kepada partai lain,” ujarnya.

Dalam Pemilu 2004, kekuatan politik Yudhoyono yang kecil membuat dia sangat bergantung pada kepentingan elite Golkar. Namun, dalam hasil Pemilu 2009, kekuatan politik Demokrat yang lebih besar dari Golkar dapat menjadi modal bagi Yudhoyono untuk tidak lagi bergantung pada Golkar.

Namun, lanjut Airlangga, efektif-tidaknya kekuatan politik yang besar itu sangat dipengaruhi oleh gaya kepemimpinan Yudhoyono. Selama hampir lima tahun memimpin, Yudhoyono terlalu disibukkan dengan upaya mengakomodasi kepentingan partai yang menjadi mitranya dan justru kurang memerhatikan kepentingan rakyat.

Lebih kokoh

Koalisi kubu Megawati yang dibangun Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Partai Hati Nurani Rakyat, dan Partai Gerakan Indonesia Raya dinilai akan lebih kokoh. Kekuatan politik PDI-P jauh lebih besar dari kekuatan dua partai yang lain. Namun, jika Megawati yang menjadi presiden, kekuatan kubu ini dalam memerintah ditentukan oleh pilihan menteri-menteri.

Secara terpisah, Direktur Eksekutif Indo Barometer M Qodari mengatakan, selain kontrak politik yang jelas dan diketahui publik, kekuatan koalisi juga sangat ditentukan oleh ketegasan pimpinan koalisi dalam memberikan sanksi kepada anggota koalisi yang melanggar kesepakatan bersama.

Koalisi juga akan menjadi kuat jika anggota koalisi tidak terdiri atas banyak partai politik. Semakin kecil jumlah anggota koalisi, proporsi pembagian kekuasaan setiap partai akan semakin besar. Porsi kekuasaan yang besar tersebut membuat komitmen setiap anggota koalisi akan semakin besar pula terhadap koalisi yang digalang. (MZW)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Arsip Blog