Selasa, 28 April 2009

Mega, JK, Prabowo Tentukan Capres Bersama



JAKARTA -- Pengurus PDIP heran mendengar wacana yang meminta Megawati mundur dari bursa pemilihan presiden (pilpres), kemudian membiarkan koalisi mengusung Jusuf Kalla (JK) dan Prabowo Subianto. Pada saat bersamaan, pengurus Golkar mengusung JK sebagai cawapres.

''Berkumpul dululah. Kompak dululah. Saya heran, belum berkumpul kok sudah bicara capres-capres,'' kata Ketua Dewan Pertimbangan Pusat PDIP, Taufiq Kiemas, tadi malam.

Setelah semua partai berkumpul--Taufiq mengatakan koalisi sekurang-kurangnya melibatkan PDIP, Golkar, PPP, Gerindra, dan Hanura--barulah capres dibicarakan. ''Biar diputuskan mereka bertiga saja (Megawati, JK, dan Prabowo--Red),'' katanya.

Wacana Prabowo menjadi cawapres Megawati pun, menurut Taufiq, masih "tanda koma". Meskipun hampir seluruh DPD PDIP mendukung Prabowo, Taufiq mengatakan, keputusan akhirnya di tangan Megawati.

Menurut rencana, hari ini (28/4), tim kecil PDIP dan Golkar akan bertemu. Megawati juga dijadwalkan bertemu JK. Selanjutnya, Selasa malam, Mega bertemu Prabowo.

Imbauan Megawati mundur dari pencalonan itu, kemarin, disampaikan Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bapilu) Golkar, Burhanuddin Napitupulu.

''Itu pernyataan yang tidak bijak,'' kata anggota DPR dari FPDIP, Hasto Kristiyanto.

Hasto mengatakan, keputusan mengusung Megawati sebagai capres adalah kesadaran organisasi. Karena itu, kata dia, orang lain tak boleh mengintervensi.

Ketua DPP PDIP, Arif Budimanta, mengatakan, Rakernas PDIP telah menetapkan Mega sebagai capres. Rakernas, kata dia, juga telah mengamanatkan Mega menentukan cawapres.

Sebelumnya, Ketua Bapilu PDIP, Tjahyo Kumolo, mengatakan, tidak ada plan B di PDIP. Artinya, Mega tetap capres.

Megawati pun, seusai bertemu JK pekan lalu, menyatakan, ''Saya pernah guyon. Semua maunya capres, sulit cari cawapres.''

Partai Beringin memang telah melakukan pendekatan informal kepada Gerindra, untuk menduetkan JK-Prabowo. Ketua Umum Gerindra, Suhardi, mengakui, termasuk yang dilobi. Tapi, dia mengatakan, belum deal.

Suhardi menilai keinginan Golkar menjodohkan JK dengan Prabowo tak akan mudah. Pasalnya, PDIP pun menginginkan Mega-Prabowo.

JK cawapres
Di tengah ma nuvernya yang mentok, para pe tinggi Golkar mewacanakan JK sebagai cawapres. Wakil Ketua Umum Golkar, Agung Laksono, mengatakan, penunjukan JK sebagai capres pa da Rapimnasus belum final.

Apalagi, kata dia, den gan posisi capres itu, Golkar kemudian kesulitan melobi par tai lain. Karena itu, kata dia, rapat ha rian Golkar pada Ahad malam meminta JK fokus melaksanakan butir kedua amanat Rapimnasus, yaitu melakukan komunikasi politik. ‘’Keputusan siapa capresnya bergantung Pak JK. Bisa beliau sendiri, bisa yang lain,’‘ kata Agung.

Anggota Dewan Penasihat Gol kar, Aburizal Bakrie, mengatakan, keputusan Rapimnasus tidak mengikat. Dia juga me negaskan koalisi Golkar-Demokrat tetap terbuka.

Rakernas PAN
Sementara itu, rapat konsultasi Majelis Pertimbangan Partai (MPP) PAN dengan DPP PAN, tadi malam, berakhir antiklimaks. Tidak ada keputusan untuk berkoalisi maupun siapa capres/cawapres

‘’Masalah koalisi akan tercapai keputusan bulat pada Raker nas,’‘ kata Ketua MPP PAN, Amien Rais, usai pertemuan yang dihadiri 30 pengurus MPP dan DPP, tadi malam. Rakernas digelar di Ja karta pada 2 Mei.

Soal Hatta Ra ja sa sebagai cawa pres—seperti diusung 27 DPW PAN—, Ketua Umum PAN, Soetrisno Bachir, mengatakan belum menutup pe luang kader lain. ¦ ann/djo/nan/wed/c84

(-)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Arsip Blog