Jumat, 10 April 2009

Partai Demokrat Unggul

Friday, 10 April 2009
ImageJAKARTA(SI) – Partai Demokrat unggul sementara dalam perolehan suara nasional Pemilu 2009 berdasarkan hasil hitung cepat (quick count) sejumlah lembaga survei.

Hasil quick count Lembaga Penelitian Pendidikan dan Penerangan Ekonomi dan Sosial (LP3ES) hingga pukul 23.00 WIB menunjukkan Partai Demokrat masih memimpin dengan perolehan suara 19,6%, disusul PDIP 14,9%, Partai Golkar 14,8%, dan PKS 7,7%. Hasil ini terkumpul melalui penghitungan 83,6% dari sekitar 1.676 TPS yang menjadi sampel.

Kemudian lima partai menyusul di bawahnya,yakni PKB 5,7%, PAN 5,7%, PPP 5,1%, Gerindra 4,5%, dan Hanura 3,7%. Kepala Divisi Penelitian LP3ES Fajar Nursahid mengatakan, dengan demikian hanya sembilan partai tersebut yang diprediksi akan mempunyai wakil di DPR. ”Sisanya, 29 parpol tidak akan mempunyai wakil di DPR karena gagal melampaui ambang batas perolehan kursi di DPR (parliamentary threshold sebesar 2,5%),” kata Fajar di Jakarta tadi malam.

Fajar mengungkapkan, quick countyang dilakukan LP3ES menggunakan metodologi yang sudah diterima secara internasional. Margin kesalahan dari prediksi diperkirakan tidak lebih dari 1% pada tingkat kepercayaan 95%. Selain melakukan quick count, LP3ES juga melakukan exit polls atau wawancara kepada 5.989 responden yang baru keluar dari TPS.

Menurut Fajar, dari exit polls diketahui meningkatnya perolehan suara Partai Demokrat secara signifikan karena mendapat limpahan pendukung partai lain seperti Partai Golkar (13,4%), PDIP (8,7%), PPP (11,9%), PKS (9,1%), dan PAN (7,3%). Selain itu,Partai Demokrat unggul karena figur Susilo Bambang Yudhoyono dan program pemerintah yang dinilai berhasil. Sementara itu, Golkar dan PDIP tergusur dari kursi pemenang dan runner upPemilu 2004 karena tidak mampu mempertahankan dukungan pemilihnya pada 2004 lalu.

”Hanya 35,8% pemilih Golkar dan 38,6% pemilih PDIP yang masih setia mendukung partai tersebut hingga kini,”ujarnya. Adapun PAN paling banyak ditinggalkan pemilihnya dari hasil Pemilu 2004. Menurut Fajar, kebanyakan pendukung PAN beralih ke PKS (39,1%), sementara yang masih memilih PAN hanya tersisa 20,3%.

Dari hasil analisis LP3ES, Partai Gerindra mendapatkan suara cukup signifikan dalam debutnya di Pemilu 2009 ini karena mendapat limpahan suara dari pemilih Partai Demokrat, Golkar, dan PDIP. Sekitar satu dari empat pemilih Gerindra adalah pemilih Partai Demokrat. Sebaliknya, untuk Partai Hanura, tiga perlima pemilih mereka adalah pemilih Partai Golkar,PDIP,dan Partai Demokrat.

Menyinggung koalisi partai, menurut Fajar saat ini ada tiga besar yang potensial menggalang koalisi yaitu Partai Demokrat, PDIP, Golkar dengan partai-partai menengah atau partai bawah. Dari hasil quick countLingkaran SurveiIndonesia(LSI),PartaiDemokrat juga menempati urutan teratas dengan 20,36%, disusul Partai Golkar 14,77%,dan PDIP 14,77%.

Direktur Eksekutif LSI Denny JA mengatakan, hasil tersebut kecil kemungkinan berubah karena data yang masuk sudah mencapai 87% dari TPS yang tersebar di 33 provinsi.Meski begitu,dia tidak menyebut hal itu sebagai kemenangan yang final karena masih harus menunggu keputusan KPU. Hanya saja, dengan angka yang telah disebutkan itu,LSI menyatakan bahwa survei terakhir yang dilakukannya tepat dengan menempatkan tiga partai yang menempati papan atas.

”Kita ucapkan selamat kepada tiga partai politik yang memenangi pemilu.Tapi untuk PDIP dan Golkar, kita belum bisa menentukan siapa yang bakal menjadi nomor dua karena masih di batas margin of error,” kata Denny dalam jumpa pers di Kantor LSI, Jakarta, tadi malam.

Setelah tiga partai besar tersebut, lanjut Denny, PKS mengikuti dengan 7,92%, disusul PAN 6,05%, PPP 5,4%, PKB 5,31%, Partai Gerindra 4,19%, dan Partai Hanura 3,55%.”Partai lain sekitar 17,91% dengan perolehan ratarata satu koma dan nol koma. Mereka diperkirakan terkubur pada pemilu kali ini,”ungkapnya. Menurut Denny, Partai Demokrat bisa unggul secara nasional atas PDIP dan Golkar karena bisa menguasai lima dari tujuh provinsi yang merepresentasikan 70% populasi.

Lima provinsi besar yang dimenangi Demokrat adalah Jawa Timur, Jawa Barat, DKI Jakarta, Banten, dan Sumatera Utara. ”Sementara PDIP hanya unggul di Jawa Tengah dan Golkar unggul di Sulawesi Selatan,”paparnya. Denny menjelaskan, pada pemilu kali ini semua partai lama selain Demokrat cenderung mengalami penurunan.Hanya PKS dan PAN yang terbilang stabil, sementara yang mengalami kenaikan hanya Demokrat. Naiknya suara Partai Demokrat, menurut Denny,karena partai tersebut bisa mengasosiasikannya dengan figur SBY.

Selain itu, mereka didukung program populis SBY di tengah ekonomi sulit yang dihadapi rakyat dengan tiga kali menurunkan harga BBM dan Bantuan Langsung Tunai (BLT). ”Yang juga berpengaruh adalah iklan keberhasilan SBY yang sangat masif,”ujarnya. Denny menyatakan pula bahwa hasil pemilu kali ini mengubah wajah DPR yang tadinya hanya dikuasai dua parpol besar, yakni PDIP dan Golkar.

”Ada perubahan drastis di mana 2004 ada 16 partai politik di DPR,2009 hanya 9 partai saja. DPR semakin ramping,” tandasnya. Hasil yang tidak berbeda jauh juga ditunjukkan quick countLembaga Survei Indonesia (LSI). Hingga pukul 23.00 WIB tadi malam, hasil hitung cepat LSI telah mengantongi data dari 1.752 tempat pemungutan suara (TPS) atau sekira 85,4% dari total keseluruhan TPS yang disurvei sebanyak 2.096 TPS.

Berdasar data itu, urutan perolehan suara sementara secara berturut-turut dipimpin Partai Demokrat sebesar 20,41%, diikuti PDIP 14,58%, Partai Golkar 13,98%, PKS 7,76%. Selanjutnya PAN 5,77%, PKB 5,17%, PPP 5,22%, Partai Gerindra 4,59%, Partai Hanura 3,73%, dan Partai Bulan Bintang (PBB) 1,44%. Peneliti LSI Burhanuddin Muhtadi mengatakan,data tersebut sudah mendekati proporsional karena hampir semua data dari sebagian besar wilayah di Indonesia telah masuk.

Menurut dia, PDIP dan Partai Golkar akan bersaing sengit karena selisih perolehan suara partai yang berada pada urutan kedua dan ketiga itu tidak terpaut jauh. Namun, Burhanuddin memprediksi, secara umum susunan parpol yang memperoleh suara terbanyak tidak akan berubah.

Hasil hampir sama juga ditunjukkan quick countyang dilakukan Cirus Surveyor Group di Jakarta. Hingga tadi malam, pukul 21.20 WIB, Partai Demokrat sementara mengungguli partai lain. Peneliti Cirus Surveyor Group Andrinov Chaniago menuturkan, dari hasil penghitungan cepat dengan persentase data yang masuk mencapai 90% atas sampel 2.000 TPS di seluruh Indonesia,Demokrat meraih 20,77%.

Pada urutan kedua tercatat PDIP dengan perolehan 14,48% dan Partai Golkar 14,31%. Andrinov menjelaskan,dengan telah masuknya 90% data dari TPS sampel, secara umum data persentase perolehan suara tersebut tidak akan berubah banyak. Project Manager Cirus Surveyor Group Hasan Hasbi mengatakan jumlah TPS sampel adalah 2.000 TPS yang tersebar secara proporsional di 77 daerah pemilihan.

TPS itu berada di 2.000 desa. Untuk teknik sampling, di setiap daerah pemilihan dipilih beberapa desa secara acak. Di setiap desa atau kelurahan, relawan akan menggunakan instrumen pengacak untuk menentukan TPS terpilih. Dalam satu desa atau kelurahan hanya ada satu TPS target.Ini dilakukan untuk menyiasati ketiadaan kerangka sampel ideal berupa daftar dan jumlah TPS yang pasti di setiap desa atau kelurahan di seluruh Indonesia.

”Tingkat kepercayaan quick countini sebesar 95%, margin of error+/-1,”katanya. Jumlah pemilih tetap Pemilu Legislatif 2009 adalah 171.265.442 orang dan kursi DPR yang diperebutkan 560 kursi.Calon anggota legislatif yang bertarung memperebutkan kursi di DPR mencapai 11.215 orang, sementara 1.109 orang memperebutkan kursi DPD. Jumlah TPS di seluruh Indonesia tercatat 528.217 dengan maksimal jumlah pemilih 500 orang di setiap TPS.

Tunggu Hasil Resmi

Sementara itu, Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) meminta masyarakat menunggu hasil penghitungan suara resmi yang dilakukan Komisi Pemilihan Umum (KPU). Meskipun akurasi hitung cepat dapat dipercaya dan dipertanggungjawabkan, hasil penghitungan suara resmi adalah yang berasal dari KPU.

”Oleh karena itu, mari kita berikan dukungan seraya memastikan proses penghitungan yang dilakukan KPU dengan jajarannya, mulai dari TPS sampai tingkat nasional itu berjalan baik, aman, tertib sehingga tidak ada masalah apa pun,” ujar SBY dalam keterangan pers tadi malam di kediamannya Puri Cikeas,Bogor.

Menurut SBY, berdasarkan pengalaman tahun 2004 lalu, hasil hitung cepat dengan hasil akhir yang dilaksanakan KPU tidak jauh berbeda. ”Tapi, sekali lagi, saya mengajak untuk kita ikuti, kita tunggu hasil akhir dari penghitungan akhir yang dilakukan KPU,”tandasnya.

Partai Demokrat, lanjut SBY, sangat bersyukur dengan keberhasilan meraih 20% suara seperti hasil quick countberbagai lembaga survei. Meski demikian, Partai Demokrat tetap memerlukan kebersamaan dalam menjalankan roda pemerintahan di masa yang akan datang. Karena itu,menurut SBY,sejak hari ini Partai Demokrat akan mulai melaksanakan komunikasi politik yang intens, untuk membicarakan proses koalisi, baik di pemerintahan maupun parlemen.

Dalam beberapa waktu ke depan, lanjut SBY, dinamika politik akan lebih menarik. ”Saudara akan mendengar nanti koalisi seperti apa yang akan dibangun, kemudian kira-kira berapa calon yang memenuhi syarat undang-undang, yang akan maju nanti sebagai pasangan capres dan cawapres dan kemudian kontrak politik seperti apa,”paparnya.

Di tempat terpisah, KPU meminta semua pihak objektif dalam menyikapi hasil penghitungan cepat sejumlah lembaga survei. Penghitungan cepat berbasis sampel di 1.000–2.000 TPS dari total 500.000 TPS tidak bisa dijadikan pegangan karena bukan hasil akhir.

”Kita menghormati hasil seperti itu sebagai hasil ilmiah.Tapi semua pihak harus objektif dan menunggu hasil penghitungan manual, itu kan sampling-nya hanya beberapa,”kata anggota KPU Andi Nurpati Baharuddin di kantornya, Jalan Imam Bonjol, Jakarta, kemarin. (rd kandi/rahmat sahid/ rarasati syarief/ant)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Arsip Blog