Minggu, 12 April 2009

Suara Partai Islam Merosot karena Kanibalisasi


JAKARTA - Tren penurunan perolehan suara partai-partai berbasis Islam dalam Pemilu Legislatif 2009 sudah diprediksi. Peneliti Lembaga Survei Indonesia (LSI) Burhanuddin Muhtadi menganalisis, kekalahan disebabkan antarpartai Islam berebut pemilih yang sama sehingga suara yang diperoleh merosot.

''Saya menyebutnya kanibalisasi antarparpol Islam. Saling makan,'' ujar Burhanuddin kemarin (10/04).

Parpol Islam, kata analisis politik lulusan Australia National University itu, belum dapat menjangkau pasar pemilih berlatar nasionalis yang umumnya menjadi objek mayoritas partai. ''Itu akibat isu yang dijual salah. Mereka masih menjual isu agama seperti antipornografi, piagam Jakarta, atau syariat Islam. Padahal, masyarakat pemilih tidak lagi mempertimbangkan dimensi agama, tapi pada problem yang lebih riil,'' katanya.

Menurut Burhanuddin, captive market (ceruk pasar) pemilih parpol Islam direbut partai-partai moderat. ''Inilah mengapa Demokrat unggul signifikan,'' katanya. Dia menambahkan, isu yang diminati publik, misalnya, maslah pendidikan, kesehatan, ekonomi, dan perumahan.

Gerakan yang dilakukan partai-partai nasionalis juga sangat gencar untuk merebut pasar pemilih muslim. ''Lihat saja, PDIP membentuk Bamusi, Demokrat punya Majelis Zikir SBY, bahkan Gerindra punya Gemira yang dipimpin anak Zaenuddin M.Z.,'' katanya.

Akibatnya, lanjut Burhanuddin, perolehan suara parpol Islam langsung merosot. ''Pemilu 2009 ini gempa politik luar biasa bagi partai-partai itu,'' ujar Burhanuddin.

Partai yang berlatar Islam adalah PBB, PBR, PKNU, dan PPP yang memang turun jauh dibandingkan pada Pemilu 2004. ''Yang cukup stabil hanya PKS,'' katanya.

Pada Pemilu 2004, suara PKS sekitar 7,3 persen, sedangkan pada tahun ini mendapat 7,75 persen. ''Naik sedikit sekali,'' kata Burhanuddin.

Keberhasilan PKS mempertahankan suaranya, menurut dosen UIN Jakarta itu, karena berupaya mengalihkan isu sentimen keagamaan menjadi isu umum. (rdl/agm)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Arsip Blog