Jumat, 10 April 2009

Quick Count Unggul, Demokrat Tetap Galang Koalisi untuk PilPres


Golkar Siap JK jadi Cawapres

BOGOR - Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyambut baik hasil sementara quick count yang menempatkan Partai Demokrat sebagai pemenang Pemilu 2009. SBY meyakini hasil penghitungan cepat tersebut tidak akan jauh berbeda dengan hasil final di KPU nanti.

Menurut SBY, lembaga-lembaga penyelenggara survei selama ini menghitung suara secara akurat. Kredibilitas dan reputasi lembaga-lembaga tersebut, kata SBY, cukup terjaga. Karena itu, kemungkinan adanya kekeliruan sangat kecil. Menurut SBY, pengalaman 2004, hasil quick count dan KPU tidak jauh berbeda.

''Saya yakin hasilnya akurat dan layak dipercaya. Meski demikian, kita harus tetap menunggu hasil resmi penghitungan KPU,'' kata SBY saat memberikan keterangan pers di kediamannya di Puri Cikeas Indah tadi malam.

SBY memberikan keterangan kepada wartawan pukul 21.00. Pemberian keterangan pers tersebut mundur 1,5 jam dari yang dijadwalkan. Itu disebabkan SBY ingin menunggu hasil quick count hingga 90 persen. Dengan begitu, posisi Partai Demokrat sudah bisa dipastikan cukup aman.

Dengan hasil tersebut, SBY menyatakan bersyukur dan berterima kasih kepada masyarakat yang memberikan suara kepada Partai Demokrat. ''Harapan kami dengan apa yang didapat ini, kami perlu menjaga kebersamaan untuk menjalankan roda pemerintahan untuk lima tahun mendatang,'' jelas SBY yang tadi malam mengenakan baju merah.

Meski mendapat suara 20 persen lebih, Partai Demokrat tetap menggalang koalisi untuk Pemilihan Presiden 2009. Sebenarnya tanpa koalisi, Partai Demokrat sudah bisa mengajukan calon presiden. Namun, menurut SBY, Partai Demokrat tetap akan mengajak partai lain untuk bersama-sama mengusung capres dan cawapres. Bagaimanapun, dalam sistem politik seperti sekarang, koalisi mutlak diperlukan.

Kiemas Juga Seriusi Koalisi

Sementara itu, arah koalisi PDIP dalam menghadapi pilpres kian jelas. Ketua Dewan Pertimbangan Pusat (Deperpu) DPIP Taufiq Kiemas berharap koalisi segitiga emas (golden triangle) plus benar-benar bisa terealisasi.

''Arahnya ke PPP, Partai Golkar, dan PAN,'' kata Kiemas setelah memberikan suara bersama istri, Megawati Soekarnoputri, di TPS 037, Jalan Kebagusan IV, Jakarta Selatan, kemarin (9/4).

Meski begitu, tokoh kuat yang suaranya sangat berpengaruh di PDIP itu menegaskan bahwa semua kemungkinan masih bisa terjadi. ''Koalisi masih tarik-menariklah,'' katanya.

Kiemas memang tidak menyebut secara eksplisit koalisi segitiga emas. Istilah itu datang dari Ketua Umum DPP PPP Suryadharma Ali untuk menggambarkan format koalisi PDIP, Golkar, dan PPP. Hanya, kali ini, Kiemas memasukkan unsur PAN. Karena itu, koalisi tersebut menjadi segitiga plus.

Sekjen DPP PAN Zulkifli Hasan menyatakan, pihaknya masih menunggu hasil pasti penghitungan suara oleh Komisi Pemilihan Umum untuk memastikan dengan siapa mereka akan berkoalisi.

Namun, saat didesak ke arah mana koalisi PAN akan melaju, Zulkifli memberikan sinyal partainya lebih mengarah untuk berkoalisi dengan Demokrat. ''Sekarang biru dan biru memang lebih dekat. Tapi, lebih baik semua bersabar dululah, tunggu tanggal mainnya,'' pungkasnya.

Ketua DPP Partai Golkar Priyo Budi Santoso menyampaikan, partainya masih membuka opsi untuk meneruskan duet SBY-JK. Di sisi lain, Golkar juga tidak menutup pintu untuk berkoalisi dengan PDIP. ''Itu juga masih mungkin,'' katanya.

Lantas, mana opsi yang paling besar kemungkinannya untuk dipilih? ''Semua tergantung pada pembicaraan platform politik, visi-misi, dan seterusnya,'' jawab Priyo, lantas tertawa.

Menurut dia, Golkar berada dalam posisi politik yang relatif menguntungkan. Sebab, partainya siap berkoalisi dengan mengambil posisi sebagai cawapres. Berbeda dengan parpol lain, seperti Demokrat dan PDIP, yang telanjur terkunci dengan figur sentral masing-masing, yaitu SBY dan Megawati.

Selain itu, imbuhnya, kalau Golkar jadi mengusung JK sebagai capres, sehingga ada tiga pasangan capres, pilpres tidak mungkin selesai dalam satu putaran. ''Jadi, posisi kami enak,'' tegasnya.

Sementara itu, PPP sebenarnya juga masih tarik-menarik di internalnya. Meski wacana koalisi segitiga emas muncul dari Suryadharma, Sekjen DPP PPP Irgan Chairul Mahifz menyebut basis massa PPP cenderung masih tetap mendukung SBY.

Lantas, bagaimana respons Demokrat menyambut kemenangan dan perolehan suaranya yang melonjak drastis? ''Soal koalisi belum ditentukan, baru sebatas komunikasi. Kami juga menunggu arahan ketua umum dan ketua dewan pembina. Tapi, prinsipnya, kami terbuka,'' kata Sekjen DPP Partai Demokrat Marzuki Alie.(tom/pri/dyn/aga/agm)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Arsip Blog